25

Being 25 and How It Feels

By Zara - May 26, 2018


大家好!


Hi friends! Yes, I just had my birthday last 18th (Taurus Girl). It was a nice birthday and let me give a little shoutout buat temen-temen Indonesia di Dalian yang udah berhasil banget bikin kejutannya. Seriously, aku gak main-main kagetnya. Kalian bisa cek videonya di instagram aku, bakal aku pasang di sorotan. Hehehe~ Yup, umur aku sekarang 25 a.k.a "Seperempat abad". Umur yang kata orang 'matang' dan 'di ambang kedewasaan'. Paham banget kenapa, karena perjalanan untuk ke angka ini enggak mudah. Bukan hanya yang sudah dilewati, tapi tanggung jawab mendatang yang harus siap di pikul juga banyak. (Gaya banget! At least that's how I feel).



Postingan ini iseng-iseng hasil obrolan malam aku sama temen-temen aku. Kebetulan aku belajar bareng sama satu angkatan di atas aku jadi hampir semua temen-temen aku sudah merasakan momen seperempat abad mereka tahun lalu. Jadi apa yang mereka pernah share ke aku tahun lalu sedikit-banyak lagi aku rasain sekarang ini. Setelah obrolan nan panjang aku ama temen-temenku akhirnya aku rangkumkan perasaan gadis-gadis ini ke dalam postingan ini 😁. Jadi aku kebetulan juga kumpulin beberapa pertanyaan dari gadis-gadis berusia sekitar awal 20 tahunan tentang apa yang bikin mereka kepo sama aku atau orang-orang seumuran aku. Nah, jawabannya tentu dari hati nurani plus sisa berdiskusi sama teman-teman seumuran kala itu. Lol


  • Pertanyaan yang paling sering didengar pada umur ini?
Wah, ini yang terkadang suka bikin sensitif manusia. Hahaha. Sebagai perempuan keturunan Asia Tenggara terutama "Indonesia", tentu saja pertanyaan pertama yang sering bikin gatel telinga itu "Udah ada calon belum?", "Calonnya orang mana?", "Kapan nikah?". Pertanyaan seputar pasangan hidup ini yang paling bikin hati pengen menjerit. Masalahnya, gak tau mau mengadu ke siapa dan nyalahin siapa since memang nasib perempuan Indonesia yang hidup di budaya "menikah muda", atau "semakin cepat menikah semakin baik". Bahkan untuk di lingkungan aku kuliah dulu, temen-temen aku kebanyakan memang sudah berencana lulus kuliah S1 langsung menikah, padahal lulus S1 cepet-cepetnya umur 21/ 22 loh ya. Terus ditanya setelah itu mau apa, kebanyakan dari mereka have no idea, seolah-olah rencana hidup mereka terhenti di menikah saja. It's okay, that's their dream. Di satu sisi, buat temen-temen yang pernah ke luar negri atau punya teman orang luar negri pasti tau kalau umur 20-30 bagi mereka adalah waktu untuk pengembangan diri dimana kita masih terkategorikan 'young' adult. Jangan salah, ya, bukannya enggak setuju ama 'menikah muda', menikah itu urusan masing-masing dengan Sang Maha Kuasa juga, so harusnya orang-orang berhentilah kepo atau memberikan pertanyaan yang menjurus ke tekanan dan sindiran.  Menurut aku most of people pasti ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama seseorang, jadi keinginan untuk menikah itu pasti ada. Menikah itu ada banyak faktor yang harus di pertimbangkan dan setiap orang mempertimbangkan hal yang berbeda. Ada yang masih memprioritaskan pada self achievement, baik karir maupun sekolah. Ada yang memang belum di dekatkan sama Tuhan jodohnya. Jadi keadaannya memang berbeda-beda. Yang harus kita lakukan adalah memahami orang lain mempunyai kehidupan, keadaan, masalah, dan jalan pikirnya masing-masing. (Sambil doain biar jodoh doi cepet dateng).
  • Stres terbesar yang lagi dirasain?
Ini beda-beda untuk setiap orang. Sebagai contoh, kalau aku selalu kepikiran ingin menyelesaikan kuliah setiap malam sampai gak bisa tidur, sedang teman aku pusing dengan karir barunya. Tapi, umur 25 itu memang ibaratnya pintu keluar dari zona aman dan nyaman kita. Karena kita akan di anggap terlalu tua untuk di 'pelihara' sama orang tua, tapi masih tertatih untuk membangun kehidupan sendiri. Di umur ini juga sikap kekanakan dan alay itu sudah terasa terlarang banget untuk dilakukan. Biasanya, kita udah dituntut mulai harus berfikiran bijak dan lebih matang. Jadi disini bisa juga disebut sebagai tahap terakhir dari peralihan, yang bakal nentuin kamu berhasil atau enggak mengambil langkah pertama menjadi 'orang'. Rasa galau dan khawatirnya itu gak tergambar, karena hampir semua keputusan harus di ambil sendiri. Semua hal di hidup terasa semakin susah dan berat karena akan mulai ragu untuk sharing beban ke orang lain dan ingin mulai menyelesaikan semua masalah sendiri. Di saat menghadapi sosok lebih muda yang emosional, sudah terlalu lelah untuk membalas dengan emosi yang sama meski hati terbakar panas. Kalau untuk yang bekerja menemukan bos atau rekan kerja yang 'tidak baik', 'tidak cocok', atau 'tidak berbagi nilai yang sama'. Atau mendapat pekerjaan yang tidak sesuai keinginan tapi kondisi kalian membutuhkannya. Untuk yang sudah mapan, tapi diburu menemukan pendamping hidup yang tak kunjung datang. Yang masih sekolah dan diburu beban untuk lulus, memulai karir, dan menikah. Yang dipikirkan sudah mulai banyak. Kalian akan sering menemukan diri kalian sedih sendiri di suatu saat karena kepala terasa penuh. Trust me, it happened to us (me and my post-25 friends)!

  • Terus apa asiknya jadi 25?
Pertama, kamu udah mulai bisa ambil keputusan sendiri. Meski orang lain akan tetep komen atau kasih pendapat tapi keputusan akhir ada di kamu dan orang tua sudah percaya dengan apa yang kamu pilih karena di anggap sudah dewasa. Kedua, pendewasaan diri. Di umur segini akan ada banyak rasa malu dan penyesalan atas tingkah kamu dulu semasa muda. Entah berantem ama temen karena hal sepele, atau hal yang kamu lakuin waktu naksir senior kamu di sekolahan dulu. Kamu akan lelah dengan drama-drama dan memilih hidup dalam ketenangan, dan saat kamu melihat anak-anak muda lain bertingkah cuma bisa ketawa aja karena kamu pun dulu begitu. Ketiga, biasanya orang-orang berumur 25 tahun udah mandiri secara finansial. Yang kerja sudah punya gaji, yang sekolah lebih memilih mencari beasiswa daripada di support orang tua. Uang hasil usaha kamu itu sendiri terasa nikmat dan bisa kamu spend sesuai keinginan kamu. Misalnya, membeli kamera impian yang selalu tertunda. Keempat, karena beban dan ujian hidup kamu semakin banyak saat memulai hidup sendiri, kamu akan menemukan diri mengadu kepada Tuhan jauh lebih sering. When people are giving you a lot of trouble, kamu akan sadar kalau salah satu jalan keluar terbesar yaitu meminta kepada yang menciptakan manusia itu sendiri.

-(Udah, ah, bikin pusing pertanyaannya. Lanjut ke pertanyaan yang lebih fun ya)-

  • Kenangan terbaik selama 25 tahun?
Hmmmm, ini susah. Mungkin waktu pertama ke China waktu tahun 2012, karena itu pertama kalinya aku keluar negri tanpa orang tua dan tinggal untuk waktu yang lama. Inget banget, aku nempel tulisan China gede banget di dinding kamar aku dan bener-bener terwujud keinginan aku buat ke China (bahkan ampe dua kali ini). Nah, ini juga yang mau aku saranin buat temen-temen, untuk tempel impian-impian kalian yang besar di kamar kalian. Buat, aku it really works. Bahkan aku pernah nempel pengen sekolah sampai S3, walaupun aku lepas akhirnya, eh, beneran kejadian. Hahahaha.
Taken in Baoding, Hebei 2013

  • Kenangan terburuk selama 25 tahun?
Kalau ini aku skip jawabannya, karena melibatkan pihak lain. Mencoba menjaga perasaan orang lain yah, netizen. 😝
  • Hal paling membanggakan yang pernah dicapai?
Harus di garis bawahi ini bukannya mau pamer. Waktu wisuda S2, finally bisa ke podium sendiri (bukan akibat membuat huru-hara). Terus namanya di panggil pertama banget sebagai lulusan terbaik (termuda juga) pascasarjana dan melihat wajah ayah bangga banget itu bikin terharu. #anakayah
  • Hal tergila yang pernah dilakuin?
Pada hakekatnya aku emang rada gila di depan temen-temen terdekatku, tapi salah satu moment tergila lain yang gak bisa aku lupa adalah ketika tampil membawakan lagu "Iwak Peyek" waktu pertukaran pelajar di China tahun 2012. Jadi waktu itu lagi ada acara di sekolah dan panitianya dengan seenaknya menuliskan nama Indonesia di daftar tampil. Jadilah ada ide dari anak-anak cowok untuk nampilin dangdut dan mereka nari kayak boyband. Terus kenapa aku yang jadi biduan? Ini karena beberapa dari mereka mengancam "Kalau kamu gak nyanyi, aku gak mau tampil", terus aku tarik paksa temen aku berinisial "D" buat nemenin nyanyi biar gak malu cewek sendiri. Dan dengan latihan 1 hari sebelum tampil, jadilah tampilan maha heboh dan dahsyat itu. Sayang aja gak bisa lampirin videonya (alesan)😏.
Setelah penampilan nan heboh, btw anak2 cew lain adalah penonton. wkwk
  • One of your dirty little secret?
Diam-diam nonton konser Wonder Girls di laju karena temen dapet tiket gratis.😍
  • Guilty pleasure?
K-pop dan fan girl-ing! Ini sejarah Kpop aku panjang sih, di mulai dari kelas 5 SD pas nonton dramanya Jang Nara 'My Love Patzzi' sampai sekarang jadi ARMY angkatan senior. Cuman memang sekarang sedikit di sembunyikan ke"kpop"an nya.  Hahahaha.


Next post aku mau bikin list "25 things I've learned so far" masih dengan teman ulang tahun ke-25 ku ini dan aku mau share cerita sedikit tentang bulan puasa disini. Selamat berpuasa untuk teman-teman muslim semuanya terutama yang puasanya di waktu-waktu summer ya. 

XOXO

Zara💜

  • Share:

You Might Also Like

2 comments

  1. So this is the result of our though discussion?? lol. dirty little secretnya kurang tuh kayanya. btw, nice writing. yah, kurang lebih emang gitulah rasanya jadi anak seperempat abad. Aku udah ngelewatin taun lalu (yah ketawan deh tuanya lol). Kalau ngomongin suka dan duka emang faktanya banyak dukanya. Bukan berarti kita menderita terus lho ya, tapi maksudnya kita disini udah dituntut tanggungjawab. dan kita udah harus bisa menata hidup kita sendiri.Jadi, selamat menempuh awal kedewasaan ya. Jangan stres. kalau stres kita video call lagi aja lol. see you soon :*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya itu hasil diskusi dan wawancara mendadak itu. Dan aku sejujurnya masih awkward pke blogger (mantan anak wordpress). Betul banget, enakan jadi anak remaja ya. Have no idea klo hidup akan jadi serumit ini. hahaha. Guilty pleasure adalah karaokean 2 jam lagu kpop semua sampe hilang suaranya. Bermula dari kpop akan merembet banyak sampai ke watpadd. Hahahaha. Makanya yg di sebutnya kpop-nya. unch!

      Delete